Posted by: HAKA | December 28, 2010

URAIAN HIKMAH ILMIYYAH

Hikmah Ilmiyyah di bagi menjadi 3 (tiga) macam, yakni :

1.Hikmah Ilmiyyah Ilahiyyah

yaitu : Ilmu yang menerangkan perwujudan segala sesuatu, akan tetapi figurnya tidak dapat dibuktikan secara konkret atau abstrak

Membahas hal ihwal bagi Allah Dzat Maha Tinggi dari wujud-Nya yang wajib, semua zat-zat yang dikosongkan dari susunan zat lain(eter), begitu juga tentang keseluruhan akal dan nafsu-nafsu yang tujuh (Ammaroh, Lawwamah, Mulhimmah, Muthmainah, Rodliyah, Mardliyyah, Kamilah)

2.Hikmah Ilmiyyah Thobi’iyyah

Yaitu : Ilmu yang menerangkan tentang dua perwujudan, yakni abstrak dan konkret yang membutuhkan dasar suatu zat, contohnya Atom, Molekul, dan unsur yang empat (api, bumi, angin, air).

3.Hikmah Ilmiyyah Riyadliyyah

Yaitu : ilmu yang menerangkan dasar suatu zat yang di butuhkan dalam perwujudan konkretnya saja, bukan wujud abstraknya.

Contohnya adalah pekerjaan insinyur (merancang bungunan, mesin , dll) dan musisi (merangkai kata-kata secara notasi).

Posted by: HAKA | December 24, 2010

SEPULUH DASAR ILMU HIKMAH

Perlu kita ketahui, bahwa setiap satu ilmu, ialah tidak lepas dari sepuluh (10) dasar, yakni apabila kita tidak ingin tersesat dan menyesatkan orang lain, maka di dalam memahami suatu ilmu, adalah dituntut untuk mengetahui SEPULUH MABBADIL ‘ILMI (Sepuluh dasar di dalam semua jenis ilmu), yaitu :

  1. ISMUHU (namanya)
  2. HUDDUHU (definisinya)
  3. MAUDLU’UHU (subjeknya)
  4. WADLI’UHU (pembikinnya)
  5. ISTIMDAADUHU (pengambilannya)
  6. MASAA’ILUHU (permasalahannya)
  7. NISBATUHU (tergolongnya)
  8. FADL LUHU (keutamaannya)
  9. HUKMUHU (hukumnya)
  10. TSAMROTUHU AU GHOOYATUHU (buah atau substansinya)

 

Dan untuk itu dasar ilmu HIKMAH, ialah sepert berikut:

  1. Namanya, ialah ilmu HIKMAH
  2. Definisinya, mengimplementasikan ajaran Al –Qur’an.
  3. Subyeknya, ialah ayat kalamiyat muckamat, ayat kalamiyyat mutasyabihat, ayat kauniyyat muchkamat, dan ayat kauniyyat mutasyabihat (Al Kitab dan alam semesta), As-Sunnah, dan bahasa orang-orang bijak sesuai dengan kapasitas manusia.
  4. Pembikinnya, ialah secara hakiki adala Alloh Ta’ala, dan secara majazi adalah para Nabi, Para Rosul, ahli ilmu dari masa Adam sampai sekarang menurut pendapat yang hak,sebagaiman Allah memberikan bukti tentang semua itu di dalm Al-Qur’an.
  5. Pengambilannya, ialah empat ayat tersebut, khususnya Al Kitab, As-Sunnah, dan bahasa orang-orang bijak
  6. Permasalahannya, ialah semua kaidah dari masalah perintah, larangan, nasihat, dan masalah-masalah lain dari semua itu yang penting manfa’at, maslahat, serta tidak menyalahi aturan Hak Allah (Vertikal), dan Hak Adami (horizontal).
  7. Tergolongnya, ialah dalam kategori ilmu-ilmu yang sangat mulia.
  8. Keutamaannya, ialah sangat berfaidah untuk mengetahui makna Kalamullah, Kalamul Ambiyaa, Kalamul Mursalin dan bahasa orang-orang bijak secara sempurna serta berusaha mengamalkannya.
  9. Hukumnya, ialah wajib. Namun, kewajibanya itu adakalanya wajib ‘ain. Seperti : disaat mempelajari Al Kitab, Assunnah. Dan adakalanya wajib kifayah. Seperti : mempelajari bahasa orang-orang bijak.
  10. Buah atau substansialnya, ialah mendapatkan kebahagiaan abadi.

Oleh sebab itu, perlu kita ketahui kata HIKMAH yang ada di dalam Al-Qur’an , seperti keterangan berikut :

 

SEMBILAN BELAS AYAT DI DALAM AL-QUR’AN MENYEBUTKAN KATA HIKMAH DUAPULUH KALI

Katalog ayat-ayat HIKMAH

  1. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL BAQARAH ayat 129
  2. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL BAQARAH ayat 151
  3. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL BAQARAH ayat 251
  4. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL BAQARAH ayat 269
  5. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL BAQARAH ayat 269
  6. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat ALI IMRAAN ayat 48
  7. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat ALI IMRAAN ayat 164
  8. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AN NISA ayat 54
  9. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AN NISA ayat 113
  10. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL AA-IDAH ayat 110
  11. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat LUQMAN ayat 12
  12. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat SHAAD ayat 20
  13. Kata AL-HIKMATA tertera pada surat AL JUM’AH ayat 2
  14. Kata AL-HIKMATI tertera pada surat AL BAQARAH ayat 231
  15. Kata AL-HIKMATI tertera pada surat AN NAHL ayat 125
  16. Kata AL-HIKMATI tertera pada surat AL ISRAA’ ayat 39
  17. Kata AL-HIKMATI tertera pada surat AL AHZAB ayat 34
  18. Kata AL-HIKMATI tertera pada surat AZ ZUKHRUF ayat 63
  19. Kata HIKMATIN tertera pada surat ALI IMRAAN ayat 81
  20. Kata HIKMATUN tertera pada surat AL QAMAR ayat 5

Dari data diatas, kata HIKMAH tertera di dalam Al-Qur’an, ialah dua puluh (20) kali dalam dua belas (12) surat. Kata HIKMAH di dalam ayat-ayat tersebut kebanyakan di ‘Athafkan (sambungkan) kepada lafal  AL KITAB dengan huruf wawu, yang menurut pakar NAHWU mempunyai makna LIL JAM’IL MUTHLAQI (untuk berbarengan secara mutlak), ialah menunjukan, bahwasanya HIKMAH pada hakikatnya adalah KITAB. Artinya, tidak ada orang yang ahli di bidang hikmah yang tidak berdasarkan paham kitab. Jika demikian, berarti orang tersebut NGAHIKMAH (ngaku ahli hikmah). Apabila seseorang paham hikmah, maka ia pasti paham kitab yang di turunkan oleh Allah kepada Rosul-Nya. Dan untuk umat Islam, kitab tersebut adalah AL QUR’AN. Jadi konklusinya, “YANG DISEBUT HIKMAH, ADALAH MENGIMPLEMENTASIKAN AJARAN AL QUR’AN”.

 

Demikian definisi HIKMAH menurut guru saya Yakni : SYEKH ACHMAD MISBACHUL MUNIR MUSLIM (USTADZ AMIM MUSLIM) pengasuh PONPES AL HIKMAH, Desa Petunjungan, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Posted by: HAKA | December 24, 2010

PEMBAGIAN HIKMAH

Menurut al-‘Ain (orang-orang yang besar dari kalangan ahli Hikmah) mereka membagi AL-HIKMAH kepada ilmu dan amal. Konklusinya, al-Hukuma (ahli hikamh) membagi Hikmah menjadi tiga (3) bagian :

  1. Hikmah Ilmiyyah
  2. Hikmah Amaliyyah

“keseluruhan dari keduanya, adalah AL MASKUUTU ‘ANHAA (tidak boleh dibicarakan) dan ingatlah! Demikian pula AL HIKMAH AL MANTHUUQU BIHAA (al-Hikmah yang harus dibicarakan atau disampaikan)”. Dan kesimpulan rincian itu, ialah menunjukan suatu isyarah, bahwa sesungguhnya HIKMAH adalah menuntut kepada GHOIBIYYAH. Artinya:Baik Hikmah Ilmiyyah, Hikmah Amaliyyah, maupun Hikmah Ghoibiyyah, adalah bentuknya ada yang tergolong AL MASKUUTU ‘ANHA, dan ada yang tergolong AL MANTHUUQU BIHAA”. Konklusinya: Hikmah terbagi menjadi

I.    1. Hikmah Ilmiyyah Maskuutu ‘Anhaa

2. Hikmah Ilmiyyah Manthuuqu Bihaa

II.   1. Hikmah Amaliyyah Maskuutu ‘Anha

2. Hikmah Amaliyyah Manthuuqu Bihaa

III 1. Hikmah Ghoibiyyah Maskuutu ‘Anhaa

2. Hikmah Ghoibiyyah Manhtuuqu Bihaa

 

Contoh Hikmah Ilmiyyah Maskuutu ‘Anha, ialah seperti ilmu-ilmu yang menerangkan       tentang rahasia Allah Ta’ala (ke-Tuhanan-Nya)

Contoh Hikmah Ilmiyyah Manthuuqu Bihaa, ialah ilmu-ilmu yang menerangkan tentang Tauhid, Fiqih, dan lainnya, pendek kata ilmu Syari’at dan ilmu Thoriqot (tarekat)

Contoh Hikmah Amaliyyah Maskuutu ‘Anha, ialah seperti amal seseorang tidak boleh dibicarakan (riya) (riya)

Contoh Hikmah Amaliyyah Manthuuqu Bihaa, ialah seperti amal menyampaikan ayat Allah yang tertera atau tercipta (da’wah agamis)

Contoh Hikmah Ghoibiyyah Maskuutu ‘Anhaa, ialah seperti membuka rahasia Allah.

Contoh Hikmah Ghoibiyyah Manthuquu Bihaa, ialah seperti tarbiyatunnufus (mendidik ahklak)

Posted by: HAKA | December 13, 2010

ARTI CINTA

Salam…

Cintailah dirimu, sebelum engkau mencintai orang lain. Tiada cinta yang abadi, selain cinta seorang ibu terhadap anaknya. Cinta anak terhadap ibunya sepanjang galah, cinta ibu terhadap anaknya sepanjang jalan (tak berujung).

Cinta memang indah, bagaikan gunung dilihat kejauhan, akan tetapi bila didekati ternyata tebing, curam yang mengerikan, bila tidak hati-hati niscaya jatuh kedalam. Maka dari itu cintailah sewajarnya, karena ia belum tentu mencintai setulus hatinya.

Bila dirimu bercinta, hendaklah mencintai karena agama, bukan karena harta, pangkat kedudukan, atau karena cantik dan tampan, niscaya dirimu kan meraih kebahagiaan dunia dan akherat. Insya Alloh, amiin…

Cinta kadang bagaikan buah kedodong, yang terlihat halus diluarnya, tetapi setelah dirimu miliki dengan ikatan yang sah, ternyata hatinya berambut penuh duri, kalau sudah begini jangan pernah kau sesali tapi perbaiki biar tak makan hati, nanti ada yang merugi, karena sakit, dan akhirnya mati…Subhanalloh…..

Janganlah dirimu mencintai seseorang karena terpaksa, bila itu terjadi maka hidupmu akan tersiksa, maka cintailah dengan ketulusan hati, niscaya dirimu merasakan kehidupan yang hakiki, karena dengan ketulusan hati, akan menyelimuti kehidupan walau minimnya materi. Itulah cinta sejati, harta bisa dicari.

Cinta pertama orang mengatakan cinta monyet, karena cintanya pakai bahasa naluri, bukan bahasa mata hati, yang terlihat hanyalah keindahan semu, setelah melihat yang lain, ternyata jauh lebih baik, mulailah mata hati bicara, ternyata dunia tak selebar daun kelor, pantas sering terjadi patah hati. Maka jangan kau berikan cintamu sepenuh hati, sebelum kau tahu isi hatinya.

Cinta memang memabukan, bikin lupa diri. Tanamkan keyakinan mantap dihati, untuk selalu dijalan Illahi Robbi. Yaa robb.. kuatkan hati kami….

Cinta terkadang mengalahkan segalanya, sampai sholatpun kadang ditinggalkan, padahal mencintai Alloh tidak pernah dirugikan, bahkan diuntungkan, tapi mengapa terkalahkan? Ini adalah nyanyian setan yang mendendangkan cinta lebih utama, setelah putus cinta barulah mencari Tuhan, kendalikanlah wahai…teman, boleh bercinta tapi karena Tuhan Insya Alloh akan mendapat kemuliaan. Insya Alloh

Cinta terkadang dibenci tapi rindu, cinta terkadang diburu tapi cemburu, cinta kadang dicaci tapi dicumbu, cinta kadang dimaki tapi dirayu, jika sudah sehati segeralah kepenghulu. Biar tidak keburu nafsu…

Wassalam….

Sembilan Macam huruf kalimah Thoyyibah (LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMADUROSUULULLOHI) adalah merupakan jalan yang harus di tempuh oleh setiap muslim di dalam menjalankan ibadah kepada Alloh dengan cara tahapan sebagai berikut :

  1. Seorang muslim harus bisa berakhlak dengan huruf WAWU yakni : WACHDATU WUJUDILLAH FIL QULUUBI (meng-Esakan Allah di dalm hatinya), bukan berarti Alloh menyatu dengan hamba-Nya atau yang kita kenal di dalam bahasa jawa dengan istilah manunggaling kawula gusti.
  2. Harus bisa berakhlak dengan huruf SIN yakni : SUNNATU MUCHAMMADIRROSULULLOH (mencontoh langkah-langkah Nabi Muhammad) sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya di dalam menyimpulkan wahyu yang di bawa olehnya.
  3. Harus bias berakhlak deangan huruf RO yakni : ROJI’UN ILLALLOHI (kembali kepada Alloh) yakni senantiasa bertaubat kepada-Nya.
  4. Harus bisa berakhlak dengan huruf DAL yakni : DAMUTH THOO’ATI (ta’at secara intensif) baik ta’at secara vertical maupun horizontal.
  5. Harus bisa berakhlak dengan huruf CHA yakni : CHIFDUL A’DLO’I ‘ANIL MA’SHIYATI (menjaga organ tubuh supaya tidak maksiat) kepada Alloh dan Rosul-Nya.
  6. Harus bisa berakhlak dengan huruf MIM yakni : MUCHITHUM BIL ‘ILMIDH DHOHIRI WAMUCHITUM BIL ‘ILMIL BAATHINI (menguasai ilmu lahir dan ilmu batin) yakni ilmu dunia dan ilmu akherat.
  7. Harus bisa berakhlak dengan huruf HA yakni : HUDUU,UL KHUSYUU,I BILCHAWASIL KHOMSI (menempatkan khusu di dalam panca indera), baik indra raga, jiwa, maupun nyawa.
  8. Hurus bisaberakhlak dengan huruf ALIF yakni : ITTICHAADUT TAQWAA BILJIHATI (menyatukan taqwa dengan arah / ahli taqwa) dimanapun berada.
  9. Harus bisa berakhlak dengan huruf LAM yakni LUBBUL IKHLASHI (inti ikhlas/bersih raga, jiwa, dan nyawa) dalam setiap amalnya (murni).

SEMBILAN MACAM HURUF yang ada di dalam kalimah Toyyibah (LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUROSULULLOHI), yakni : WAWU, SIN, RO, DAL, CHA, masing-masing satu huruf. Sedangkan MIM ada dua, HA ada tiga, ALIF ada enam, dan LAM ada delapan. Jadi jumlahnya pas ada DUAPULUH EMPAT (24) HURUF, ialah menuntut kepada orang islam dalam masa duapuluh empat jam supaya bisa menutup lubang sembilan. Yaitu : dua lubang mata, dua lubang telinga, dua lubang hidung, mulut, kemaluan , dan anus. Artinya, tidak maksiat kepada Alloh yang dalam maksud harus betul-betul khusu’ di dalam menjalankan ibadah kepada-Nya hingga pada akhirnya tidak ada yang di tuju kecuali Alloh Dzat Yang Maha Esa. Dan inilah yang dinamakan NGAJI menurut falsafah Jawa, BOLONGAN SANGA DADI SIJI SUPAYA OLIH AJI SAKING ALLOH DZAT MAHA SIJI. Maksudnya, lubang sembilan jadi satu, yakni di tutup rapat-rapat sehingga tidak maksiat kepada Alloh supaya mendapat kelebihan dari Dzat Yang Maha Esa.

Jadi ringkasnya, macam huruf LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUROSULULLOHI yang ada sembilan itu, adalah menuntut kepada dua masalah yang ada di dalam tujuan NGAJI, Yaitu:

  1. Bisa menutup lubang sembilan sehingga tidak maksiat kepada Alloh dan Rosul-Nya
  2. Bisa mengamalkan ilmu yang dihasilkan dari ngaji tersebut.

Artinya bisa mengamalkan ajaran-ajaran Nabi Muchammad SAW. WALLOHU A’LAM.

Kalimah Toyyibah jumlah kalimahnya ada tujuh,yaitu :

1.Lafal LAA  2. Lafal ILAAHA  3. Lafal ILLA  4. Lafal ALLOHU  5. Lafal MUCHAMMADU  6. Lafal ROSUULU  7. Lafal ALLOHI

Tujuh kata ini menunjukan bahwa orang islam adalah diperintahkan sujud kepada Alloh melalui tujuh tulang seperti keterangan hadist berikut :

“Aku di perintahkan sujud menggunakan tujuh tulang, yaitu jidat, dua telapak tangan, dua lutut, dua ujung tapak kaki. Aku tidak mau mensujudi kain dan rambut”. (H.R. Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah dari Ibnu ‘Abbas R.A.)

Maksudnya, tujuh kata di dalam kalimah Toyyibah itu menuntut pada sholat yang benar. Artinya, barang siapa ingin mendapatkan barokah (kebaikan-kebaikan yang senantiasa meningkat) dari Alloh melalui kalimah LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUROSULULLOHI (ajaran islam) tersebut, maka ia harus mengerjakan sholat lima waktu yang sesui dengan ajaran syari’ah Nabi Muchammad SAW.

JUMLAH HURUF KALIMAH TOYYIBAH

Sebagaimana diketahui di atas bahwa jumlah huruf kalimah Toyyibah (LAA ILAAHA ILLALLOH MUCHAMMADUROSULULLOH) adalah 24 huruf, ini menunjukan bahwa yang sehari semalam adalah 24 jam. Artinya, siapa saja ynag mengaku dirinya sebagai umat islam, ia di tuntut untuk beribadah kepada Alloh bukan hanya mengerjakan sholat lima waktu, tetapi di perintahkan pula memperbanyak dzikir kepada-Nya dengan dzikir Jahar (jelas dengan lisan) atau dzikir Khofi (tersembunyi di dalam Quluub) supaya selamat dunia akheratnya  lantaran selalu memperbaharui imannya melalui cara senantiasa dzikir dengan LAA ILAAHA ILLALLOH MUCHAMMADUROSULULLOH sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut :

“Perbaharuilah iman kamu, yakni perbanyaklah ucapan LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUROSULULLOHI” (H.R. Ahmad Hakim dari Abi Hurairoh)

Dan diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dia berkata:

“Malam dan siang jumlah waktunya ada 24 jam, kalimah LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUROSULULLOHI jumlah hurufnya ada 24. Barang siapa benar-benar bias mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH MUCHAMMADUROSULULLOH, maka setiap satu huruf bias melebur dosa dalam masa satu jam, sehingga satu dosapun tidak akan tetap membahayakan kepada orang tersebut, itupun jika dia betul-betul mampu mengucapkannya setiap hari cukup satu kali”. (Kifayatul Atqiya hal. 109)

Maksudnya, jika orang islam sudah bisa menggunakan akhlak kalimah Toyyibah, maka setiap satu huruf dari 24 huruf itu, bisa melebur dosa dalam masa satu jam dengan izin Alloh. Oleh sebab itu marilah kita menggunakan akhlak kalimah LAA ILAAHA ILLALLOH MUCHAMMADUROSULULLOH di setiap hari siang dan malam, supaya 24 huruf tersebut menjadi wasilah terhapusnya dosa-dosa kita di dalam masa 24 Jam. Yakni waktu sehari semalam yang jumlah waktunya 24 Jam. WALLOHU A’LAM.

Posted by: HAKA | December 13, 2010

Belajar Mengenal Diri Sendiri

Berusaha mengenal diri sendiri memang tidaklah mudah, namun tidak ada kata menyerah untuk mencarinya. Begitu pentingnya persoalan ini, karena kalau kita gagal mengenal diri sendiri bukan tidak mungkin kita akan sulit menentukan arah hidup yang kita jalani ini. Dengan mengenal diri sendiri (ma’rifah binafsi) akan tahu kapasitas dan kempuan diri, hingga pada akhirnya kita akan mampu untuk menempatkan diri.

Banyak metode yang dapat kita jadikan referensi salah satunya  adalah metode yang dijalankan oleh pytagoras (560M), yaitu setiap menjelang tidur ia bertafakur mengingat apa yang ia lakukan sepanjang hari itu. Metode ini sebenarnya adalah metode yang diajarkan ole Nabi Ibrahim as. Yang dia pahami melalui pedoman enam puluh suchuf sebagai  ajaran umat Ibrahimiyyah sampai diutusnya Nabi Musa as.yang dibekali wahyu bentuk sepuluh suchuf hingga disempurnakannya ajaran tersebut dengan kitab Taurot.

Menurut sebuah pendapat untuk dapat ma’rifah binafsi (mengenal diri) adalah banyak melek (terjaga) pada malam hari. Tentunya untuk kegiatan positif, memperbanyak dzikir kepada Alloh, membaca al-qur’an, membaca buku (kitab), melakukan diskusi, riset (praktek keilmuan), dan lain sebagainya. Bersambung…

Posted by: HAKA | December 12, 2010

Terjemah Munfarijah Kubro (al-Ghozali)

  • Kesedihan telah menyatu dengan darah ya Tuhan, percepatlah kelapangan lalu kesedihan itu sirna.
  • Jiwa telah menjadi cengkeraman kesempitan, sumpek,dengan kuasa-Mu pelapangan kesempitan itu.
  • Hati kami tegerak berdo’a untuk memohon-Mu, bagai penanak  penanak menyalakan api, celaka dia bila tiada menyala.
  • Wahai yang Paduka biasa Maha Lembut, ulangi-ulangi biasa-Mu itu dengan kelembutan elok-Mu.
  • Tutup rapat-rapat kesumpekan dan kesedihan ini, bukakanlah segala yang menyumbat, bukalah lapang-Mu.
  • Kami kembali keharibaan-Mu, kami menuju kepada-Mu, semua jiwa ada pada ruang sentuh cahaya mentari-Mu.
  • Dan kepada anugerah-Mu ya Maha Muara Harapan. Oo.. alangkah sempitnya bila kami tak bisa kembali.
  • Siapa yang dirundung duka tidak memohon tolong-Mu, siapa yang dirundung nestapa tidak membisikkan pintanya kepada-Mu.
  • Dan kesalahan kami bila menjauhkan dari pintu-Mu hingga kami tidak datang memasuki.
  • Maka sungguh akan banyak nian pendurhaka berbuat dosa padahal harapan-Mu Paduka telah memperkenankan pendurhaka itu berharap (karunia) dari-Mu.
  • Wahai Junjungan kami, wahai Pencipta kami seutas urat telah menyempit di leher kami, tali yang menghubungkan kami dengan Paduka alangkah pendek.
  • Dan hamba-Mu tampak dalam penderitaan diantara ancaman penyebab penyakit (virus) dan kesedihan.
  • Segenap jiwa menggeliat dalam kepanasan dan mata air tenggelam didalam lubuk sangat dalam.
  • Nestapa bertambah keterlaluan hai nestapa, hendaknya kamu sudi menyibak.
  • Kami datangi Paduka dengan hati berkeping dan lisan yang gagap menyampaikan aduan.
  • Kami datang karena takut tergelincir dalam kengerian namun masih tercampur mencuatnya harapan.
  • Tak terbilang banyaknya orang yang dipenuhi lumuran dosa ingin sembuh berkat hamparan rahmat-Mu dan belaian desir angin wangi-Mu.
  • (Berapa kali saja kami menginginkan kesembuhan) dari yang menerpa kami dengan pengawasan-Mu dan disana ada tingkah laku perbuatan yang mengganggu.
  • Anugerah dari-Mu menyeluruh, meliputi segala, namuP paduka berkata “Berdo’alah kepada-Ku”, supaya kami menjadi suka cita.
  • Maka dengan wasilah semua Nabi, kami memohon ya Maha Raja Diraja dan dengan semua orang yang selamat.
  • Dan dengan keutamaan dzikir dan hikmahnya dan dengan segala jalan yang terang benderang.
  • Dan dengan rahasia huruf-huruf apabila sampai dan sinar cahaya yang cemerlang.  bersambung..

Categories